ILMU BUDAYA DASAR
ILMU BUDAYA DASAR
“ILMU BUDAYA DASAR”
Disusun
Oleh:
Arya
Yudha Priyadi ( 11216124 )
Inggit
Shintya R ( 13216525 )
1EA31
Universitas Gunadarma – Fakultas
Ekonomi
Kampus J1- Jl. Kh. Noer Alie
Kalimalang Bekasi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ilmu
Budaya Dasar (IBD) sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU) diberikan kepada
mahasiswa-mahasiswa di seluruh perguruan tinggi negeri atau swasta, bertujuan
untuk mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran dan apresiasi terhadap
lingkungan budaya.
Hal ini penting
disebabkan oleh dua hal:
1.
Tema-tema ilmu budaya dasar merupakan
tema-tema inti permasalahan dasar manusia yang dialami dan dihadapi seperti
tema-tema yang telah disusun oleh Konsorium Antar-Bidang Depdikbud yang
meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup,
tanggung jawab dan keadilan, kegelisahan, dan harapan.
2.
Pada zaman sekarang terdapat
kecendrungan bahwa ilmu atau ilmuan yang mengabaikan masalah sikap dan perilaku
moralnya sendiri terhadap sesama manusia. Yang ada dalam pikiran ilmuan adalah
menguak tabir aspek ontologis dan epistemologis demi mencapai kelezatan hidup
materialnya saja. Ilmuwan dalam menerapkan ilmunya ( segi aksiologisnya )
sering mengabaikan unsur manusiawinya, kurang berbudaya, dan tidak “halus”.
Padahal, pembangunan nasional itu pada hakikatnya adalah pembangunan manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa latar belakang Ilmu Budaya Dasar
diberikan di perguruan tinggi?
2.
Apa pengertian dari Ilmu Budaya Dasar?
3.
Apa perbedaan Ilmu Budaya Dasar dengan
ilmu-ilmu sosial yang lain?
4.
Apa tujuan mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar?
5.
Apa saja ruang lingkup Ilmu Budaya
Dasar?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk mengetahui latar belakang Ilmu
Budaya Dasar yang diberikan di perguruan tinggi
2.
Untuk mengetahui pengertian dari Ilmu
Budaya Dasar
3.
Untuk mengetahui perbedaan Imu Budaya
Dasar dengan ilmu-ilmu sosial yang lain
4.
Untuk mengetahui tujuan mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar
5.
Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup
Ilmu Budaya Dasar
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar diberikan
di Perguruan Tinggi
Latar belakang ilmu budaya dasar
bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah cendikiawan mengenai sistem
pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan sistem pendidikan pemerintahan Belanda
pada masa penjajahan. Sistem pendidikan tersebut merupakan kelanjutan dari
politik balas budi yang diajukan oleh Conrad Theodore Van Deventer. Adapun
tujuannya adalah menghasilkan tenaga terampil dalam bidang administrasi,
perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha mereka dalam
mengeksploitasi kekayaan negara kita.
Sampai sekarang, sistem
pendidikan yang terkotak-kotak telah menghasilkan banyak tenaga ahli yang
berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu. Padahal pendidikan itu seharusnya
lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga
yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai
sumber utama bagi pembangunan negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan
adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah sosial masyarakat yang sangat
kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya. Sehingga
perguruan tinggi Indonesia mampu menghasilkan sarjana yang tidak asing dengan
kehidupan masyarakat serta gejolak perkembangan dan kebutuhannya, dan juga
mengenali dimensi lain di luar disiplin ilmunya. Sebagai ikhtisar untuk tujuan
itu, Ilmu Budaya Dasar diberikan sebagai pelengkap pembentukan sarjana, yang
mampu memecahkan permasalahan yang timbul dalam lingkungan masyarakat.[1]
Latar belakang diberikannya IBD
selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan
di Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana. Perguruan
tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat
pengetahuan yang terdiri atas :
·
Kemampuan akademis yang merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan
analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, dan analitis, memiliki
kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang
dihadapi, serta mampu menawarkan alternatif pemecahannya.
·
Kemampuan profesional yang merupakan kemampuan
dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para
tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam
bidang profesinya.
·
Kemampuan personal yang merupakan kemampuan
kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki
pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang
mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai
keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas
dan peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarkat Indonesia.
Adapun latar belakang diberikannya
mata kuliah IBD dalam konteks budaya, Negara dan masyarakat Indonesia berkaitan
dengan permasalahannya sebgai berikut :
·
Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai
aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial,
kesukuan dan kedaerahan.
·
Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat
yang menimbulkan pergeseran sistem nilai budaya dan sikap yang mengubah anggota
masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas
sosial, yang diikuti oleh hubungan interaksi yang bergeser dalam kelompok
masyarakat. Sementara ini, terjadi juga penyesuaian dalam hubungan antar
anggota masyarakat. Dengan demikian, dapat dipahamai bila penggeseran nilai itu
membawa akibat jauh dalam kehidupan berbangsa.
·
Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa
dan transportasi, membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antarsuku
maupun dengan kebudayaan dari luar. Terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan
asing bukan hanya menyebabkan intensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga
penyebarannya berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya. Terjadilah
perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata
nilai masyarakat, yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.
B. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
“Ilmu Budaya Dasar” adalah suatu
pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan
menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh
berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam Pengetahuan Budaya.[2]
Definisi tentang pengetahuan
budaya : “Pengetahuan Budaya (the humanities) adalah pengetahuan yang mencakup
keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini dapat dibagi lagi dalam
keahlian-keahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa
dan lain-lain. Dengan demikian disini jelas dapat dibandingkan antara
pengertian The Humanities (Ilmu Budaya Dasar) dengan Culture (Kebudayaan). The
Humanities atau Humaniora itu menurut L.Wilardjo adalah : sikap dan perilaku
masal moral manusia terhadap sesamanya. Jadi Humaniora ini dilihat dari
definisi L.Wilarjo sebagai seperangkat sikap dan perilaku manusia.
Sedangkan kebudayaan = cultuur
(bahasa Belanda) = culture (bahasa Inggris) = tsaqafah (bahasa Arab), berasal
dari perkataan Latin: “Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan
dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”. Ditinjau dari bahasa Indonesia, kebudayaan berasal
dari bahasa Sansekerta “buddhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
budi atau akal.
Pendapat lain mengatakan bahwa
kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang
berarti daya dan budi. Karena itu mereka membedakan antara budaya dan
kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut. Menurut Dawson
dalam bukunya “Age Of The Gods”, kebudayaan adalah cara hidup bersama (Culture
is a common way of life). Sedangkan menurut E.B Taylor dalam bukunya :
“Primitive Culture” kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan
kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum,
adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai
anggota masyarakat. Dan Dr.Moh.Hatta mengatakan kebudayaan adalah ciptaan hidup
dari suatu bangsa.
Sepintas definisi-definisi
tersebut kelihatan berbeda-beda, namun sebenarnya prinsipnya sama, yaitu
sama-sama mengakui adanya ciptaan manusia. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa :
Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Dan budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa
C. Perbedaan Ilmu Budaya Dasar dengan
Ilmu-ilmu Sosial Lain
Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar (IBSD) adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi
dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang
dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang
ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi
masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam
pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara
umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah IBSD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanities yang berasal dari istilah bahasa inggris “The
Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin
humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu
the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai
manusia itu sendiri.
1.
Ilmu-ilmu
Alamiah ( Natural Science)
Ilmu-ilmu
alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam
semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah, caranya ialah dengan
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteratuan itu, lalu dibuat
analisi untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya
100% benar dan 100% salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain
ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
2.
Ilmu-ilmu
Sosial (Social Science)
Ilmu-ilmu
sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai
pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100%
benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan
antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok
ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi,
psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
3.
Pengetahuan
budaya ( The Humanities )
Pengetahuan
budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang
bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan
peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian
diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan itu pada umumnya
terdapat dalam tulisan-tulisan. Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan
metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan
budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian
(disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam
berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll.
Sedang Ilmu Budaya Dasar ( basic humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkai masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
perkataan lain Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal
dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran
dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu
budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa
Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa
inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji
masalah nilai-nilai manusia sebagai makhluk berbudaya (homo humans), sedangkan
Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
4. Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Sebagai
salah satu dari Mata Kuliah Dasar Umum, Ilmu Sosial Dasar mempunyai tujuan
pembinaan mahasiswa agar:
a.
Memahami dan menyadari adanya
kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam
masyarakat.
b.
Peka terhadap masalah-masalah sosial dan
tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
c.
Menyadari bahwa setiap masalah sosial
yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat
mendekatinya, mempelajarinya secara kritis-interdisipliner.
d.
Memahami jalan pikiran para ahli dari
bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka
penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
D. Tujuan Mata Kuliah Ilmu Budaya
Dasar
Berdasarkan hakikat keilmuan,
maka tujaun ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian dari berkehidupan bermasyarakat
adalah :
a. Mengembangkan
kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan,
dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Menumbuhkan
sikap kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan, dan
kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika, dan moral dalam
kehidupan bermasyarakat.
c. Memberikan
landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa
sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang
beradab dalam memperaktekkan pengetahuan akademik, dan keahliannya serta mampu
memberikan problem solving sosial budaya secara bijaksana.
Ilmu sosial budaya dasar selalu
membantu perkembangan wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri
kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan pelajar Indonesia
khususnya berkenan dengan sikap dan tingkah laku serta pola pikir manusia dalam
menghadapi manusia lain termasuk pula sikap dan tingkah laku serta pola pikir
manusia terhadap manusia yang bersangkutan. Berpangkal dari tujuan pembelajaran
mata kuliah ilmu sosial budaya dasar.
E. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka
tujuan yang telah dikemukakan di atas, ada dua masalah yang bisa dipakai
sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah tersebut ialah :
·
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan
ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya (The Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian
(disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antara bidang)
berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
·
Hakikat manusia yang satu atau universal, akan
tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman
dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, social dan budaya,
manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi ketidak seragaman
yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya
dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran dan persamaan, tingkah laku,
dan kelakuan mereka.
Menilik masalah pokok yang biasa
dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas, Nampak dengan
jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak
saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek pengkajian. Bagaimana hubungan
manusia dengan alam sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan
bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi sentral dalam Ilmu Budaya
Dasar.
Tim IBD dari Konsorsium sudah
berusaha mengadakan pembagian masalah-masalah tersebut secara fleksibel. Pada
tahun 1972 misalnya, masalah-masalah tersebut dibagi menjadi 10 tema atau 10
topik :
1. Manusia
dan pandangan hidup
2. Manusia
dan asuhan
3. Manusia
dan tanggung jawab
4. Manusia
dan cinta kasih
5. Manusia
dan kegelisahan
6. Manusia
dan derita (penderitaan)
7. Manusia
dan harapan
8. Manusia
dan ketulusan
9. Manusia
dan pengabdian
10. Manusia dan
keadilan
Pada tahun 1973 Tim IBD membagi
masalah-masalah tersebut menjadi 15 tema atau topic, yang disusun sesuai dengan
“lingkungan hidup manusia”.
1.
Kelahiran
2.
Kebahagiaan dan humor
3.
Cinta kasih dan keterbukaan
4.
Kedirian manusia dan perkelaminan
5.
Pengeluaran, pemanfaatan, dan penaklukan alam
6.
Keindahan dan khayalan
7.
Kekuatan dan kehormatan
8.
Kedakuan, pemberontakan, dan perbudakan
9.
Penderitaan
10. Keadilan dan hak
11. Kebebasan
12. Kebijakan dan pandangan
hidup
13. Kerinduan Ilahi
14. Iman dan kesucian
15. Kematian
Kemudian pada tahun 1978, Tim IBD
menyusun kembali masalah-masalah tersebut menjadi 7 topik yaitu :
1. Keadilan
2. Tanggung
jawab
3. Cinta
kasih
4. Pengabdian
5. Harapan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan
Dan pada tahun 1980 Tim IBD merumuskan menjadi 8
topik :
1.
Pandangan hidup
2.
Keindahan
3.
Cinta kasih
4.
Tanggung jawab dan pengabdian
5.
Keadilan
6.
Kegelisahan
7.
Penderitaan
8.
Harapan
Akhirnya pada tahun 1982
Konsorsium menurunkan rumusan terbaru sebagai berikut: Mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
budaya.
Kedua masalah pokok tersebut di
atas, sudah barang tentu masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bisa
dioperasionalkan. Rumusan masalah-masalah yang akan dikaji dalam Ilmu Budaya
Dasar diformulasikan ke dalam satu tema, yaitu menusia sebagai makhluk Budaya.
Tema ini akan dikembangkan lebih lanjut ke dalam delapan pokok bahasan, dan sub
pokok bahasan, yaitu :
1.
Manusia dan cinta kasih
-
Cinta antara pria dan wanita
-
Kekeluargaan
-
Persaudaraan
2.
Manusia dan keindahan
-
Kontemplasi
-
Ekstasi
3.
Manusia dan penderitaan
-
Nasib buruk
-
Penyesalan
-
Kehilangan yang dicintai
4.
Manusia dan keadilan
- Rasa
keadilan
- Perlakuan
yang adil
5.
Manusia dan pandangan hidup
-
Cita-cita
-
Kebajikan
6.
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
-
Kesadaran
-
Kewajiban
-
Pengorbanan
7.
Manusia dan kegelisahan
-
Keterasingan
-
Kesepian
-
Ketidakpastian
8.
Manusia dan harapan
-
Kepercayaan diri
-
Gairah mengatasi kesulitan
Dari pengembangan masalah-masalah
tersebut di atas nampak sekali bahwa orientasi dalam Ilmu Budaya Dasar memang
tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan kebudayannya.
Kedelapan pokok bahasan (beserta
sub pokok bahasan) tersebut di atas pada dasarnya termasuk dalam karya-karya
yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the humanities).
Dan sebagaimana dikemukakan, untuk
mendekati masalah yang akan dikaji dengan Ilmu Budaya Dasar, bisa digunakan
cabang-cabang pengetahuan budaya, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan
antara berbagai bidang. Perwujudan mengenai cinta kasih, misalnya terdapat
dalam karya-karya sastra, tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan lain
sebagainya yang semuanya merupakan benda-benda budaya. Untuk itu pokok bahasan
mengenai manusia dan cinta kasih dapat didekati dengan menggunakan karya-karya
tersebut.
Dengan penyusunan tema-tema
semacam itu, dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah mengidentifikasikan dengan
masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang didiskusikan
sesuai dengan pengalaman hidup manusia.
Di samping itu agar mahasiswa
juga dapat memperhatikan norma-norma yang membantu pendidikan. Walaupun
penyusunan semacam itu diharapkan untuk mendekatkan dengan pengalaman
mahasiswa, masih terbuka kemungkinan untuk menyesuaikan dengan kondisi tempat
belajar daerah setempat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ilmu Budaya Dasar adalah suatu
pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan
menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh
berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam Pengetahuan Budaya.
Kebudayaan adalah hasil buah budi
manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dan budaya adalah daya dari budi
yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Latar belakang ilmu budaya dasar
bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah cendikiawan mengenai sistem
pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan sistem pendidikan pemerintahan
Belanda pada masa penjajahan dengan tujuan menghasilkan tenaga terampil dalam
bidang administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran
usaha mereka dalam mengeksploitasi kekayaan negara kita. Padahal pendidikan itu
seharusnya lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak
tenaga yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan
sebagai sumber utama bagi pembangunan negara secara menyeluruh. Dari mereka
diharapkan adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah sosial masyarakat yang
sangat kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya.
Ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar
terdiri dari:
1.
Manusia dan cinta kasih
2.
Manusia dan keindahan
3.
Manusia dan penderitaan
4.
Manusia dan keadilan
5.
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
6.
Manusia dan kegelisahan
7.
Manusia dan harapan
DAFTAR PUSTAKA
Veeger. Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta : PT Prehallindo, 2001
Tri Prasetya, Joko. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1991
Sulaeman, Munandar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : PT REFIKA ADITAMA, 1998
Mawardi,
IAD-ISD-IBD. Bandung: PT PUSTAKA SETIA, 2007
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. IAD-ISD-IBD. Surabaya : IAIN Sunan
Ampel Pers, 2011
Veeger, K.J. Realitas
Sosial. Jakarta : PT Gramedia, 1985
http://nabilashadrina.blogspot.co.id/2015/03/perbedaan-ilmu-budaya-dasar-dengan-ilmu.html
Komentar
Posting Komentar